March 12, 2013

PUSKESMAS. BISAKAH MENJADI PILIHAN PERTAMA UNTUK BEROBAT???

0

Puskesmas
Bisakah menjadi pilihan pertama untauk berobat?

            Sejak dilahirkan tahun 1968, dalam perkembangannya Puskesmas banyak sekali mengalami perubahan baik fisik maupun program serta layanannya. Bahkan ada beberapa puskesmas yang berubah menjadi rumah sakit meski hanya yang tipe kecil. Meski demikian sampai saat ini Puskesmas belum menjadi pilihan utama bagi warganya untuk menyelesaikan masalah kesehatannya. Puskesmas masih dipandang sebelah mata, masih dianggap sebagai tempat pelayanan kesehatan kelas tiga, bahkan masih kalah dengan klinik klinik swasta yang kecil yang notabene sangat mahal untuk ukuran masayarakat kita.
Semua itu tak lepas dari sejarah kelam Puskesmas dimasa lalu. Dahulu puskesmas dikelola dengan sangat tidak professional, jauh dari kaidah kaidah pelayanan prima. Paradikma para aparatur pemerintah yang minta “Dilayani” bukan “Melayani” masih kental di zaman itu sehingga manajemen Puskesmas pun menerapkan paradikma “Dilayani” itu di masyarakat.  Tak terkecuali Puskesmas yang ada di banyuwangi. Pada era tahun 80”an, wajah Puskesmas di banyuwangi tampak sebagai sebuah tempat pelayanan kesehatan yang sangat sederhana, dengan pelayanan yang sangat sederhana pula, jauh dari sentuhan pelayanan prima. Sumberdaya manusia Puskesmas dikala itu umumnya sangat minim sekali hanya terdiri dari satu dokter sebagai manajerial dibantu dua atau tiga perawat, bidan dan tenaga administrasi. Bahkan terkadang satu dokter merangkap dua atau tiga puskesmas karena terbatasnya tenaga. Dokter berfungsi atau memfungsikan diri sebagai tenaga manajerial dan nyaris tidak pernah bersentuhan langsung dengan pasien. Pasien ditangani oleh seorang perawat yang hanya lulusan SPK ( setingkat SLTA) yang tentu saja kurang berkompeten dibidangnya. Pasien yang berobat didominasi oleh pasien yang sakit flu, pilek, cekot cekot, linu linu dan gatal gatal dan pasien yang datangpun didominasi oleh orang orang yang sudah tua, jarang sekali dan bahkan nyaris tidak terlihat pasien usia muda. Mungkin ada rasa gengsi untuk berobat ke puskesmas bagi kalangan muda dikala itu. Pada bagian loket biasanya petugas tampak kurang bersahabat, sering menggerutu bahkan sampai marah marah. Marah marah hanya karena hal hal kecil, marah hanya karena pasien tidak membawa kartu kunjungan, bahkan tidak jarang mereka menyuruh pulang pasien tersebut guna mengambil kartu kunjungannya. Stok obat juga sangat terbatas baik jumnlah maupun jenisnya, maka setelah pulang biasanya pasien menggerutu “Sakit encok,sakit panas,sakit kena pisau kok obatnya sama aja, kapsul merah, pil putih besar ama pil kuning kecil“ hehehe. Ibarat gadis, puskesmas di era ini adalah, dia gadis jelek yang jarang mandi, tidak pakai lipstik, tidak pakai bedak, rambutpun jarang disisir. Pada era ini puskesmas masih jauh dari harapan masyarakat dan sekali lagi  tentu saja jauh pula dari pelayanan yang menggunakan kaidah kaidah pelayanan prima.
        Pada era memasuki tahun 2000an puskesmas mulai tampak berubah, sudah tampak adanya perubahan paradigma. Pelanyanan yang tadinya hanya sekenanya sudah tampak tanda tanda adanya perbaikan, Sudah ada senyum di puskesmas. Obat yang tadinya cuman ada Tetraciklin, Parasetamol, Antalgin dan CTM pada era ini sudah banyak pilihan yang lain untuk mengobati pasien meski kadang pasokan obat masih sering terbatas dan tersendat. Gedung gedungnya juga mulai tampak cerah, tidak lagi kusam, halaman depan juga sudah ditata dengan baik, ibarat gadis dia sudah sering mandi, sudah  pakai gincu, bedak dan rambut disisir dengan rapi. Tetapi sayang... pelayanan yang langsung bersentuhan dengan pasien belum banyak berubah, belum menjalankan kaidah kaidah pelayanan prima. Senyum memang sudah ada di puskesmas tapi belum senyum yang ikhlas, belum senyum yang manis, meski bukan senyum yang kecut. Pemeriksaan dan pengobatan pasien belum dilakukan oleh dokter, dokter masih disibukkan oleh tugas tugas menajerial. Pasien masih harus menelan kekecewaan bila ingin diperiksa dokter di puskesmas.
            Era tahun 2010an Puskesmas memasuki era baru lagi, ibarat gadis dia sudah cantik, sudah  mandi minimal dua kali sehari, sudah memakai lipstik, bedak, rambut disisir dengan rapi, dan sudah mencoba memakai parfum meski kadang parfumnya masih parfum yang murahan. Pada era sekarang ini banyak puskesmas yang sudah melakukan inovasi, gedungnya sudah dirawat dengan baik, taman sudah juga ditata dengan bagus,  bahkan untuk peyanan publik sudah ada beberapa yang sudah berstandar ISO , senyumnya sudah ikhlas dan lumayan manis. dan yang tidak kalah penting pasien sudah dilayani langsung oleh dokter, masyarakat tidak lagi menelan kekecewaan bila ingin diperiksa dokter di puskesmas, meski belum semua puskesmas menerapkan ini, pasien yang datang berobatpun sekarang sudah tidak didominasi lagi oleh kaum tua, yang muda dan wangipun sekarang sudah mau memanfaatkan puskesmas untuk berobat. Penyakit pasien yang datangpun sudah tidak didominasi oleh pegal2, linu2, batuk pilek tetapi sudah banyak sekali ragamnya. Tetapi masih ada sayangnya.... belum semua puskesmas menerapkan kaidah kaidah pelayanan prima pada pasiennya, juga masih ada puskesmas yang tidak menempatkan dokter untuk melayani pasien sebagaimana tugas pokok dan fungsinya. Masih ada pasien yang tetap menelan kekecewaan bila ingin diperiksa dokter saat  berobat di puskesmas
            Lalu era tahun berapakah Puskesmas bisa benar benar menjadi tempat pelayanan yang ideal, yang mampu melayani pasien dengan menggunakan kaidah kaidah pelayanan prima? Pasien bisa berobat dengan mudahnya, punya sistem antrian yang baik sehingga tidak bisa saling serobot, diperiksa oleh tenaga yang berkompeten dibidangnya, obat tersedia dan lengkap, selalu menjumpai petugas yang tersenyum dengan ramahnya, pasien tidak lagi di pingpong apalagi disuruh datang besoknya lagi hanya sekedar untuk minta rujukan karena dokter tidak ada. Puskesmas sudah harus menjadi pilhan pertama bagi warganya untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar, bukan pilhan terpaksa bagi mereka yang tidak punya uang. Yang ibarat gadis, dia sudah cantik, tampil modis, harum, dapat berkomunikasi dengan baik, tidak gaptek, kenal facebook, kenal twiter dan yang tidak kalah pentingnya dia berwawasan luas, punya visi yang luar biasa. Bisakah??? Mudah mudahan bisa!!. Mudah mudahan setelah melewati bulan Ramadhan dan kembali suci, semua yang yang terlibat dalam pelayanan masyarakat di puskesmas sudah membenahi diri, mereka yang selama ini kurang ramah pelayanannya mudah mudahan tidak ingin berdosa lagi, mereka yang selama ini setengah hati atau bahkan tidak mau memeriksa pasien sesuai tupoksinya mudah mudahan juga tidak ingin berdosa lagi. Sehingga Puskesmas benar benar menjadi pilihan pertama masyarakat untuk berobat, bukan pilhan pertama karena terpaksa.  Amiiin.
Continue reading →

Labels